Saya belum lama ini menemukan sebuah cerita menarik tentang the Great Iditarot di salah satu kanal podcast American English di aplikasi Spotify. The Great Iditarot adalah nama acara tahunan lomba balap anjing (biasanya Siberian Husky) dengan kereta luncur yang disebut sled. Peristiwa ini diadakan setiap bulan Maret di Alaska, wilayah paling utara Amerika Serikat.
Tahun 1978 Ian Woolridge – seorang wartawan sebuah harian di London – memberikan sebutan lain untuk lomba itu, yaitu the Last Great Race on Earth dalam salah satu artikelnya. Ian menyebut lomba itu the Last Great Race karena berdasarkan observasinya, lomba itu adalah satu-satunya lomba fenomenal dan luar biasa yang masih tersisa di bumi. Dengan kata lain, Iditarot adalah lomba balap anjing yang sangat luar biasa.
Lomba itu memang luar biasa dan layak disebut fenomenal. Jarak tempuhnya tidak main-main: 1000 mil, yang setara dengan lebih dari 1600 kilometer. Lomba ini menarik banyak orang untuk datang menyaksikan, meskipun acara ini juga mengundang kecaman dari kelompok penyayang binatang. Saking fenomenalnya, lomba ini pernah difilmkan dengan judul sama The Last Great Race.
Ada satu kata menarik terkait dengan lomba ini, yaitu mush. Kata ini diucapkan oleh pengendara yang mengendalikan kereta luncur sebagai sebuah perintah untuk memberi tanda supaya anjing-anjingnya mulai bergerak atau berlari lebih cepat. Ya mirip kusir lah kalau di konteks kita. Menurut klasifikasi kata, kata mush termasuk kata seru atau exclamation.
Dari kata inilah kata musher berasal. Musher merujuk pada pengendara kereta luncur, si ‘kusir’. Dan olahraga mengendarai kereta luncur yang ditarik sekawanan anjing dalam lomba itu lazim disebut mushing atau dalam bahasa keseharian dogsledding. Sebagai tambahan, anjing-anjingnya biasa disebut sled dogs, anjing penarik kereta luncur.