The Benefit of the Doubt

By | January 29, 2019

Sobat pembaca yang suka belajar bahasa Inggris pasti sudah pernah mendengar ungkapan ini: the benefit of the doubt. Apa sih artinya? Ungkapan tersebut tentu tidak bisa diartikan secara harafiah, karena ungkapan ini idiom. Bagaimana mungkin keraguan mempunyai manfaat? Dan bagaimana ungkapan ini muncul?

Ungkapan ini biasa digunakan bersama-sama dengan verba give. Akan lebih mudah bagi sobat untuk memahami  arti ungkapan ini melalui contoh. Misalnya begini. Seorang teman bercerita banyak tentang pengalaman serunya mengunjungi berbagai tempat eksotis di berbagai negara di dunia. Sobat tidak tahu atau tidak yakin apakah yang diceritakan benar. Dan meskipun sobat meragukan ceritanya, sobat tidak bisa membuktikannya, dan oleh karena itu sobat tetap menerima apa yang ia katakan, dan memperlakukan teman sobat ini seolah ia menceritakan yang sebenarnya. Peluang ia berbohong dan berkata jujur sama besarnya.

Atau, dalam situasi lain, seseorang dicurigai mencuri, dan ketika dimintai keterangan oleh polisi, ia mengelak. Kalau polisi bersikap “Oke, untuk sementara, anggap saja yang ia katakan benar, sampai kita mampu membuktikan ia mencuri atau tidak”, si polisi sedang melakukan apa yang disebut “giving the benefit of the doubt“. Dalam hal ini, si polisi mempunyai keraguan terhadap cerita tertuduh, dan peluang orang yang dicurigai tersebut mengatakan yang sebenarnya dan peluang ia berbohong sama besarnya.

Perhatikan contoh-contoh kalimat berikut ini:

  • I have no idea whether he was telling the truth, but I gave him the benefit of the doubt anyway. – Saya tidak tahu apakah ia mengatakan yang sebenarnya, tetapi saya menerima yang ia katakan (dan emperlakukannya demikian).
  • Let’s give him the benefit of the doubt, until I can prove otherwise – Mari kita percayai saja yang dia katakan, sampai saya membuktikan sebaliknya.

Bagaimana ungkapan ini bisa muncul dan kemudian dipakai oleh penutur asli dalam komunikasi sehari-hari? Tidak terlalu jelas kapan ungkapan ini mulai digunakan. Banyak orang menghubungkan ungkapan ini dengan istilah hukum ‘reasonable doubt‘. Istilah ini merujuk pada keraguan ‘masuk akal’ yang dialami juri setelah mendengar semua keterangan para saksi, apakah memang benar terdakwa benar-benar bersalah. Untuk menghindari keputusan yang salah, juri kemudian menganggap terdakwa tidak bersalah dan membebaskannya. Dengan kata lain, juri menganggap terdakwa tidak bersalah (dan kemudian membebaskannya) sampai ia bisa dibuktikan dengan meyakinkan bahwa ia memang bersalah.

Semoga membantu.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *