Stare, Gaze, Glare

By | December 17, 2017

Secara umum, ketiga kata ini sama-sama berarti memandang sesuatu atau seseorang (biasanya dengan mata terbuka lebar/terbelalak) dalam waktu cukup lama. Tetapi, sebenarnya ada perbedaan yang cukup besar antara ketiga kata ini ketika menyangkut obyek manusia. Ada emosi atau nuansa tertentu yang dibawa masing-masing kata. Mari kita bahas satu per satu.

STARE/GAZE

Kedua kata ini dalam praktik keseharian bisa dengan mudah dipertukarkan dalam banyak konteks, terutama dalam suasana netral. Jadi, You can stare or gaze at something or somebody, tanpa ada perbedaan makna yang berarti.

Maksudnya, kalau sobat sekedar mendeskripsikan seseorang yang menatap sesuatu atau seseorang dalam waktu lama – tanpa menghiraukan alasan di balik cara memandang itu – sobat bisa menggunakan stare atau gaze. Dalam bahasa Indonesia barangkali bisa diartikan ‘menatap’.

  • She turned around to stare/gaze at him. – Ia berbalik untuk menatapnya. Sobat bebas memilih untuk menggunakan stare atau gaze, karena suasananya netral. Tidak ada nuansa tertentu yang ingin ditegaskan. Pengguna kalimat ini hanya ingin menekankan kegiatan ‘menatap’ itu sendiri.
  • The boy kept on staring/gazing at her until she disappeared from his sight. – Lelaki itu menatapnya hingga ia menghilang dari pandangan. Dalam kalimat ini, sobat juga bebas memilih, karena tidak ada nuansa tertentu yang ingin ditegaskan.

Namun demikian, perlu diingat bahwa stare lazimnya digunakan jika sobat memandang sesuatu atau seseorang karena sobat menganggap sesuatu atau seseorang itu aneh atau mengejutkan (dalam arti shocking). Meskipun kata ini sendiri tidak mengandung pengertian negatif, jika ada nuansa negatif yang hendak ditegaskan, lazimnya penutur asli menggunakan stare.

  • Mom said nothing, but she gave an angry stare when I came home late. – Ibu tidak mengatakan apa-apa, tetapi ia menatapku dengan marahAda nuansa negatif di sini – yang diungkapkan dengan kata angry – kata gaze tak lazim dalam konteks ini.
  • She continued to stare at me in disbelief. – Dia terus menatapku dengan dengan pandangan tidak percaya. Kata disbelief juga mengungkapkan nuansa negatif. Penutur asli cenderung menggunakan stare ketimbang gaze.
  • She stared at the little patch on his head. – Ia menatap botak kecil di kepalanya. Kata stare lebih cocok digunakan di sini. Saya yakin sobat bisa menangkap perasaan aneh dan heran dalam kalimat ini.

Kalimat ‘Don’t stare at him’ atau ‘Stop staring at me’ kiranya sering sobat jumpai. Rasanya janggal jika sobat menggunakan gaze.

Sebaliknya, gaze lazim digunakan jika sobat ingin mendeskripsikan seseorang yang menatap sesuatu atau seseorang dengan pandangan penuh kekaguman, hormat, dan kadang-kadang terkesan romantis (seperti serang pria menatap seorang perempuan yang dikasihi). Jadi, jika ada nuansa positif yang hendak ditegaskan – meskipun kata ini sendiri tidak mengandung pengertian positif dalam dirinya sendiri – penutur asli cenderung menggunakan gaze.

  • The girl gazed at him in admiration. – Gadis itu menatapnya penuh kekaguman.
  • The little girl gazed in wonder at the bright light. – Gadis kecil itu memandang takjub pada cahaya terang itu.

 GLARE

Sebagai kata benda (noun), kata ini secara sederhana berarti tatapan marah. Sebagai kata kerja (verb) kata ini berarti menatap dengan kemarahan. Jadi glare adalah jenis stare.

  • “No, no .. You can’t do that,” she cried, glaring at him. – “Tidak, tidak .. Kamu tidak boleh lakukan itu,” teriaknya, sembari menatapnya dengan marah.
  • “Stop it, Jim. That’s not funny,” she said, turning to glare at him. – “Hentikan, Jim. Tidak lucu,” katanya, sambil memblikkan badan untuk menatapnya dengan marah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *