Sobat permbaca setia, empat (4) verba yang menjadi pokok bahasan kali ini mempunyai kedekatan makna. Bagi sementara pembelajar bahasa Inggris, keempat verba ini membingungkan karena semuanya terkait dengan tindakan mengucapkan sesuatu menggunakan kata-kata. Sangat wajar dan bisa dipahami, dan kalau sobat juga merasakan hal yang sama, sobat tidak sendirian. Mari kita bahas masing-masing kata.
SAY/TELL
Dua verba ini sengaja dimasukkan dalam satu bagian karena keduanya bisa dengan mudah dipertukarkan dalam banyak konteks, meskipun ada perbedaan mendasar antara say dan tell yang sobat harus pahami. Menurut kamus online Merriam Webster verba say berarti “to express in words – mengungkapkan (sesuatu) dengan kata-kata”, sementara kata tell berarti “to give information – memberi informasi”. Artinya, verba say lebih berfokus pada kata-kata yang diucapkan, dan verba tell lebih berfokus pada pesan atau isinya.
Konsekuensinya adalah, kata say lebih lazim digunakan TANPA object pronoun (kata ganti orang pertama, kedua, ketiga sebagai obyek – me, you, we, them, her, him, it), sementara kata tell HARUS diikuti object pronoun. Bagaimana penutur asli menggunakan kedua kata ini? Dalam praktiknya, kedua verba dengan mudah dipertukarkan terutama dalam reported speech (ketika sobat melaporkan/mengulangi apa yang dikatakan orang lain atau diri sendiri). Berikut adalah contoh-contohnya:
- He said he wanted to move to Canada. – Dia mengatakan ia ingin pindah ke Kanada.
- He told me he wanted to move to Canada. – Dia memberitahu saya he ingin pindah ke Kanada.
- She said her mom was taking an online cooking class. – Dia mengatakan ibunya mengambil kelas masak daring.
- She told me her mom was taking an online cooking class. – Dia cerita ke saya ibunya mengambil kelas masak daring.
Perhatikan bahwa verba said tidak diikuti object pronoun, sementara told diikuti object pronoun me. Kedua kalimat tersebut baik dan benar, dan lazim. Bagaimana kalau said dalam kalimat pertama diikuti object pronoun me? Sebenarnya boleh, hanya saja TIDAK lazim. Penutur asli secara natural tidak menggunakan object pronoun setelah kata ini.
Masih terkait reported speech, kata tell jauh lebih lazim digunakan untuk memberi perintah (imperative). Jarang sekali penutur asli menggunakan say, meskipun secara tata bahasa memungkinkan:
- He told me to stay at home. – Ia menyuruh saya untuk tinggal di rumah.
- He said to me to stay at home. – Ia mengatakan kepada saya agar tinggal di rumah. Kalimat ini secara gramatikal benar, tetapi tidak lazim.
Verba tell sering diikuti kata-kata seperti story, lie, the truth: tell a lie, tell the truth, tell a story, dan lain-lain. Dalam hal ini verba say tidak bisa digunakan: say a lie (X), say the truth (X), say a story (X).
SPEAK
Verba ini lebih tepat diartikan ‘berbicara’, dan pernah dibahas bersama-sama dengan verba talk. Silakan klik link ini. Verba ini digunakan dalam konteks resmi dan formal. Ketika sobat menggunakan ini, bayangkanlah topik-topik atau hal-hal yang penting, bukan sesuatu yang remeh temeh. Misalnya ketika sobat berbicara di seminar, workshop, simposium, kolokium, konferensi, kongres, dan lain-lain. Verba say dan tell tidak bisa digunakan di sini. Sebaliknya kata ini tidak bisa menggantikan say dan tell dalam contoh-contoh kalimat di atas. Itulah sebabnya pembicara di forum-forum resmi dan formal seperti itu disebut speaker, bukan teller ataupun sayer.
Ketika sobat menelepon seseorang dan ingin berbicara dengan seseorang, sobat bisa menggunakan verba ini. Lebih-lebih ketika orang yang ingin sobat ajak bicara adalah orang penting.
- Can I speak with Mr. Deni, please? – Apakah saya bisa bicara dengan Pak Deni?
- Our CEO will be speaking at the upcoming business seminar. – CEO kita akan berbicara di sebuah seminar bisnis.
Verba ini juga dipakai dalam kaitannya dengan kemampuan berbahasa. Kalau sobat mempunyai kemampuan berbicara dalam beberapa bahasa, sobat akan menggunakan kata ini.
- Soekarno spoke ten languages. – Soekarno bisa berbicara sepuluh bahasa. Dalam hal ini, verba say dan tell tidak mungkin digunakan.
UTTER
Kata ini sangat jarang digunakan sebagai verba, lebih-lebih dalam percakapan. Kamus online Merriam Webster menyebutkan bahwa verba ini berarti “to send forth as a sound – mengeluarkan suara atau mengucapkan sesuatu”. Kata ini lebih banyak digunakan dalam tulisan. Mungkin saja sobat akan mendengar sesekali orang menggunakan kata ini dalam percakapan, tetapi amat jarang dan hampir tidak pernah. Beberapa frasa yang mungkin sobat akan dengar, misalnya: utter a word, utter his name, utter a few sounds, utter a sigh.
Sobat bisa melihat bahwa obyek dari verba ini adalah kata atau frasa yang tidak mengandung pesan informatif. Seperti itulah kata ini dipakai. Sobat juga akan menemukan frasa say a word, say his name, tetapi tidak say a few sounds (X) atau say a sigh (X). Jadi sekali lagi, verba ini digunakan dengan kata atau frasa yang tidak mengandung pesan informatif. Maka, kata ini TIDAK BISA menggantikan say atau tell dalam contoh-contoh yang diberikan dalam penjelasan di atas.
- He uttered he wanted to move to Canada (X).
- She uttered her mom was taking an online cooking class (X).
Semoga membantu.