Sobat pembaca, tulisan ini membandingkan frasa listen in (on) dengan kata eavesdrop (on). Keduanya mempunyai makna dasar yang sama, yaitu mendengarkan sesuatu, biasanya percakapan, tanpa sepengetahuan pembicara. Dalam bahasa Indonesia disebut menguping, mendengarkan diam-diam. Dalam situasi tertentu, keduanya bisa dipertukarkan, meskipun dengan nuansa makna berbeda, dan dalam konteks lain, hanya salah satu saja yang bisa digunakan.
LISTEN IN (ON)
Sebagaimana disebutkan dalam pengantar, frasa ini berarti menguping. Dalam situasi tertentu frasa ini bisa berkonotasi sedikit negatif, kendati tidak seburuk eavesdrop (on). Contohnya begini. Sobat berada di kafe, dan kebetulan duduk tidak jauh dari pasangan remaja yang sedang asik bercakap-cakap. Awalnya, sobat mendengar percakapan mereka tanpa sengaja (overhear). Tetapi kemudian ada sesuatu yang menarik perhatian sobat: nada bicara mereka mulai naik. Sobat merasa penasaran, dan kemudian memutuskan untuk menguping pembicaraan mereka. Karena ini tempat umum, sobat hanya butuh konsentrasi untuk melakukannya. Apakah aktivitas ini dapat dibenarkan? Ya, kalau mau dibilang salah, ya salah sih, karena pembicaraan mereka itu memang bukan dimaksudkan untuk Anda. Tapi ini kan kafe, tempat umum. Jadi, percakapan pribadi pun berpotensi didengar orang lain.
Tetapi, perlu dicatat bahwa frasa ini juga dipakai dalam situasi netral dan tidak berkonotasi negatif. Misalnya begini. Sobat sedang melakukan pembicaraan dengan seorang klien atau rekan bisnis. Selama pembicaraan, sobat meminta salah satu asisten untuk mencatat hal-hal penting. Asisten sobat jelas tidak terlibat dalam pembicaraan itu. Artinya, pembicaraan itu tidak dimaksudkan untuk asisten Anda. Tetapi, dia mendengarkan seluruh percakapan karena Anda meminta. Dalam konteks inilah frasa listen in (on) bisa digunakan.
Ini contoh situasi lain, yang juga netral. Sobat sedang berada di kampus menunggu jam kuliah. Sobat duduk menunggu di luar sebuah kelas. Di dalam kelas, proses belajar mengajar masih sedang berlangsung. Suara dosen cukup jelas terdengar dari luar. Sobat merasa topiknya cukup menarik, dan kemudian Anda memutuskan untuk mendengarkan kuliah sang dosen dari luar. Aktivitas ini termasuk dalam kategori menguping meskipun tidak dalam pengertian negatif. Sobat hanya menguping sang dosen berbicara. Dalam konteks ini frasa listen in (on) dapat digunakan.
- I was sitting in the café not far from a couple. I listened in on their conversation about the boy coming late to the place, something which obviously upset the girl. – Saya duduk di kafe tidak jauh dari sepasang kekasih. Saya menguping percakapan mereka tentang si laki-laki yang datang terlambat, sesuatu yang mengecewakan si perempuan.
- I had my assistant listen in on my telephone conversation with a client and take notes of important points. – Saya meminta aisten saya untuk mendengarkan percakapan saya dengan seorang klien dan mencatat hal-hal yang penting.
- I thought the topic was interesting so I decided to listen in on the lecture from where I was sitting. – Saya pikir topiknya menarik sehingga saya memutuskan untuk menguping perkuliahan itu dari tempat saya duduk.
EAVESDROP (ON)
Kata ini sebenarnya mirip dengan frasa listen in (on). Konotasinya saja yang berbeda. Nuansa makna yang dikandung kata ini negatif, maka kata ini ini dipakai untuk merujuk pada aktivitas menguping dalam pengertian negatif. Kata ini mengisyaratkan bahwa aktivitas menguping yang sobat lakukan itu tindakan yang salah dan tidak bisa dibenarkan. Dalam contoh pertama dalam penjelasan tentang frasa listen in (on) di atas, sobat bisa menggunakan kata eavesdrop (on). Kalau sobat menggunakan kata ini, pendengar akan menangkap bahwa yang Anda lakukan itu salah, sesuatu yang tidak semestinya dilakukan. Konteks memang sama, tetapi nuansa makna yang ditangkap pendengar berbeda.
Akan tetapi, kata ini TIDAK bisa digunakan untuk menggantikan frasa listen in (on) dalam contoh kedua dan ketiga karena situasi contoh kedua dan ketiga netral. Si asisten menguping karena memang diminta, dan menguping perkuliahan bukanlah hal yang buruk. Berikut adalah contoh situasi sobat hanya bisa menggunakan kata eavesdrop (on), bukan frasa listen in (on):
Suatu kali sobat mendengar secara tidak sengaja (overhear) percakapan antara kakak sobat dan tunangannya di ruangan tertutup. Suara tidak terlalu jelas, tetapi sobat tahu bahwa itu suara mereka. Dan karena dilakukan di ruangan tertutup, jelas itu percakapan pribadi. Tetapi, karena ingin tahu yang mereka perbincangkan, sobat berhenti dan kemudian menempelkan telinga ke pintu. Dalam konteks ini, yang sobat lakukan jelas keliru dan tidak dibenarkan. Anda tahu itu percakapan pribadi dan dilakukan di ruangan tertutup supaya tidak didengar orang lain, tetapi toh sobat melakukannya.
- I don’t know how he now has a habit of eavesdropping on private conversations. – Saya tidak tahu bagaimana dia sekarang punya kebiasaan menguping pembicaraan pribadi.
- Never eavesdrop on my conversation! – Jangan pernah menguping percakapan saya.
- You need to understand that eavesdropping on a conversation that is not directed at you is always wrong. – Anda perlu pahami bahwa menguping percakapan yang tidak dialamatkan kepada Anda itu selalu salah.