Belum lama ini saya menonton film berjudul The Cobbler, sebuah film komedi yang dirilis tahun 2014 lalu. Kata cobbler berarti tukang sepatu, atau shoe maker. Si tukang sepatu diperankan Adam Sandler. Jadi ini adalah film seputar kisah seorang tukang sepatu. Filmnya agak absurd sebenarnya, tapi ya lumayanlah untuk hiburan. Si tukang sepatu ini punya mesin lawas ajaib untuk menjahit sepatu (nah, bagian ini saja sudah absurd ).
Singkat cerita, setiap kali dia memperbaiki sepatu pelanggan menggunakan mesin jahit ini dan kemudian mengenakan sepatu itu, dia secara ajaib berubah wujud secara fisik menjadi si pelanggan (makin absurd). Benar-benar menjadi si pelanggan. Awalnya, si tukang sepatu terkejut dan takut, tetapi lama-lama ia menikmatinya.
Karena tahu mesin jahitnya ternyata ajaib, ia mulai iseng dan otak nakalnya mulai bekerja. Suatu kali dia masuk restoran, makan banyak, keluar meninggalkan restoran tanpa bayar karena masuk dan keluar restoran sebagai orang yang berbeda. Di lain kesempatan dia berhasil masuk rumah seorang gadis cantik karena si gadis menyangka si tukang sepatu itu adalah pacarnya.
Ada satu ungkapan menarik yang muncul dalam salah satu adegan, yaitu around the corner. Dalam adegan itu si tukang sepatu bercakap-cakap dengan tukang pangkas rambut, yang kiosnya persis di sebelahnya (di akhir film, si tukang pangkas rambut tersebut sebenarnya adalah ayahnya yang telah merubah wujudnya menjadi orang lain). Setelah berbincang cukup lama, si tukang pangkas rambut bilang begini,”I’m going around the corner for a cup of coffee“, artinya,”Saya mau pergi dekat-dekat sini saja beli secangkir kopi.”
Mungkin sobat pernah mendengar orang mengatakan,”Just around the corner“, yang berarti ‘Dekat banget kok’ atau ‘Dekat-dekat situ saja’. Ungkapan ini tidak hanya berarti dekat dalam pengertian jarak, tetapi juga dekat dalam pengertian segera terjadi. Misalnya, ‘Winter is around the corner‘ – Musim dingin sudah dekat/segera tiba.