Sobat pasti akrab dengan jenis sepatu perempuan yang disebut ‘high heels’. Zaman sekarang sepatu hak tinggi memang hanya dipakai wanita. Kamus online Collins menyebutkan bahwa yang disebut high heels adalah ” women’s shoes that have high heels – sepatu wanita dengan hak tinggi.” Tetapi, tahukah sobat bahwa jenis sepatu ini awalnya didesain untuk pria?
Sejarah sepatu jenis ini bisa ditelusuri hingga zaman Yunani kuno lebih dari 2000 tahun lalu. Aktor-aktor teater panggung Yunani zaman dulu menggunakan semacam alas kaki dengan tinggi hingga 4 inci yang disebut ‘kothorni’ yang terbuat dari gabus. Semakin tinggi ‘kothorni’ semakin penting peran sang aktor. Ternyata pria terus menggunakan alas kaki tinggi hingga abad pertengahan.
Di abad pertengahan, sekitar tahun 1500 an, para tentara berkuda juga mengenakan sepatu hak tinggi. Sepatu hak tinggi membantu seorang tentara berdiri di atas sanggurdi dengan kokoh, dan dengan begitu dia mampu membidik dan melepaskan busur panah ke arah musuh dengan lebih efektif. Salah seorang jenderal kavaleri Persia bernama Shah Abbas kemudian memperkenalkan sepatu hak tinggi ke Eropa.
Kaum bangsawan Eropa melihat sepatu itu sebagai simbol kekuasaan dan maskulinitas. Itulah sebabnya kemudian mereka mendesain sendiri sepatu hak tinggi untuk mereka sendiri kaum aristokrat. Semakin tinggi hak, semakin penting kedudukan mereka. Begitu pandangan mereka waktu itu. Ketika Revolusi Perancis pecah pada 1789, kesetiaan orang pada kaum bangsawan lenyap, dan lenyap pula trend sepatu hak tinggi untuk pria.
Di era yang kurang lebih sama, wanita juga mulai menggunakan hak tinggi, bukan sebagai bagian dari fesyen, tetapi lebih untuk tujuan praktis, yakni melindungi sepatu ‘sebenarnya’ yang mereka pakai dari lumpur dan kotoran. Seiring waktu, punggung sepatu dibuat melengkung di sekitar tahun 1800 an, dan kesan maskulinpun hilang. Dunia fotografi juga punya andil menegaskan femininitas sepatu hak tinggi. “French Postcards”, begitu sebutannya, dulu sering memakai foto wanita telanjang dengan hak tinggi, dan dengan begitu muncullah kesan seksi sepatu hak tinggi.
Tren sepatu hak tinggi berlanjut dan kemudian masuk ke Hollywood ketika superstar seperti Betty Grable dan Marilyn Monroe mengenakan ‘heels’ dalam film mereka. Akibatnya banyak perempuan mengikuti tren ini, dan dalam sekejap sepatu hak tinggi menjadi mode, dan membanjiri toko-toko.