Girl vs Woman vs Lady

By | December 11, 2018

Sobat pembaca setia englishforsma.com, salam jumpa lagi setelah sekian lama tidak bersua secara daring. Kali ini topik yang diangkat adalah tiga nomina yang mempunyai kedekatan makna, yakni girl, woman, dan lady. Sebenarnya bedanya apa sih? Sobat harus tahu secara pasti makna masing-masing kata supaya tidak membuat kesalahan fatal saat menggunakan kata-kata tersebut. Salah memilih kata bisa membuat pendengar tersinggung atau bahkan terhina.

GIRL

Menurut kamus online dictionary.com kata ini bisa mempunyai beberapa arti: 1) seorang anak perempuan, yang biasanya merujuk pada bayi perempuan yang baru lahir sampai usia belasan tahun; 2) seorang perempuan (relatif) muda belum dewasa (mungkin bisa disamakan dengan kata gadis dalam kultur kita); 3) anak perempuan dalam pengertian keturunan, yang sama artinya dengan ‘daughter‘ (tetapi, dalam pengertian inipun, kata ini lebih mungkin digunakan untuk merujuk pada perempuan di bawah usia kira-kira 25 tahun).

Meskipun mempunyai beberapa makna, secara umum kata ini dipakai untuk menyebut perempuan yang dianggap belum dewasa (dari sisi usia) sampai kira-kira usia mahasiswa, meskipun gadis pada usia mahasiswa (18-22 tahun) lebih memilih untuk disebut young woman. Dan perempuan setelah usia mahasiswa lazimnya disebut young woman, bukan lagi disebut girl. Sementara perempuan mulai usia 30 tahun disebut woman.

Lepas dari soal usia, kata girl sering diasosiasikan dengan ketidakdewasaan, dan itu tampak dalam cara bertindak atau berkomunikasi, misalnya berteriak-teriak, melempar barang, mendiamkan ketika marah, ceroboh, egois (lebih bepusat pada diri sendiri), dan belum mandiri.

WOMAN

Kata woman didefinisikan dalam kamus online Merriam Webster sebagai “an adult female person” – perempuan dewasa. Sebagaimana disebut dalam penjelasan sebelumnya, kata ini lazim digunakan untuk merujuk pada perempuan yang menginjak usia mahasiswa ke atas (untuk usia mahasiswa biasanya digunakan istilah young woman). Dan untuk perempuan yang sudah menginjak usia 30, mereka disebut woman, lepas dari status menikah atau lajang. Sementara untuk perempuan di bawah 30 tahun yang sudah menikah, lazimnya mereka disebut woman.

Selain soal usia, kata ini sering diasosiasikan dengan kemandirian, kedewasaan, dan kematangan. Seorang perempuan yang disebut woman secara umum tidak melakukan hal-hal yang disebutkan dalam penjelasan mengenai girl di atas. Kedewasaan dan kematangan sebagai perempuan dewasa akan tampak dalam kemampuannya yang lebih baik dalam melakukan komunikasi interpersonal dan dalam mengemban tanggung jawabnya. 

LADY

Nah, menurut kamus online Collins Dictionary penutur asli akan menggunakan kata lady kepada seorang perempuan untuk menunjukkan kesopanan dan penghormatan. Jadi, ini bukan soal usia. Ini soal bagaimana sobat hendak memperlakukan seorang perempuan secara sopan dan penuh hormat. 

Sebagai contoh, dalam salah satu episode America’s Got Talent, salah satu juri menyapa seorang penampil yang masih muda usia belasan tahun dengan sebutan young lady. Dengan menggunakan sebutan itu, si juri ingin menunjukkan hormat dan penghargaannya kepada gadis muda di atas panggung itu. 

Itulah sebabnya mengapa penutur asli akan menggunakan kata ini untuk menyapa atau menyebut seorang perempuan yang tidak mereka kenal yang mereka temui di toko, misalnya, dengan kata lady. Lagi-lagi, ini adalah cara yang sopan dan hormat untuk menyapa seseorang. Penutur asli juga akan menggunakan kata ini untuk merujuk pada perempuan yang berperilaku terpuji dan anggun, serta berkata-kata sopan.

Dahulu kala, secara tradisional, kata ini digunakan untuk menyebut perempuan yang berasal dari keluarga bangsawan atau kelas atas. Tetapi, ada juga gejala dalam masyarakat, meskipun mungkin tidak banyak, beberapa perempuan justru merasa tersinggung ketika disebut lady. Bagi mereka, kata ini justru menyarankan inferioritas, kemunafikan, dan sikap merendahkan. Meskipun begitu, secara umum kata ini masih layak digunakan kalau sobat ingin memperlakukan atau menyapa seorang perempuan dengan sopan dan hormat.

Semoga membantu.

 

 

Author: Noeg

English teacher, blogger, translator, workshop facilitator, writing addict, and photography enthusiast, living in Yogyakarta. I teach, I write, therefore I am.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *