Sobat pembaca pasti pernah mengalami situasi rumit tak terduga sebagai konsekuensi atau akibat dari keputusan atau tindakan sobat. Awalnya sobat berpikir bahwa keputusan atau tindakan sobat itu baik, tetapi ternyata secara tidak terduga justru mendatangkan persoalan-persoalan lain, yang akhirnya memperumit keadaan. Nah, itu artinya sobat telah membuka Pandora’s box.
Tentu sobat tak bisa melihat apa yang ada di dalam kotak tertutup. Sobat tak bisa menduga-duga. Tak ada petunjuk apapun. Dan ketika kotak dibuka, di dalamnya terdapat banyak hal yang tidak sobat duga, dan hal-hal itu tidak menyenangkan. Begitulah kira-kira penjelasan sederhananya.
Nah, kenapa juga namanya Pandora’s box? Kalau ini ada hubungannya dengan mitologi Yunani, yang terdapat dalam puisi karya Hesiodos, penyair Yunani yang diperkirakan hidup sekitar abad kedelapan sebelum masehi.
Ceritanya, menurut mitologi tersebut, Zeus murka dengan manusia karena Prometheus, sepupu Zeus, mencuri api/kilat milik Zeus dan diberikannya kepada manusia (Hmmmm …. sebenarnya bukan salah manusianya. Gimana sih ini Zeus?!). Ia ingin menghukum manusia dengan cara meminta Hephaestus, anak Zeus dan Hera, untuk menciptakan perempuan pertama di bumi dari tanah liat dan air. Dan terciptalah perempuan pertama bernama Pandora.
Hesiodos menyebutkan bahwa tiap dewa ikut terlibat dalam penciptaannya. Masing-masing dewa memberikan kepada Pandora karunia (gift) berbeda: kecantikan, pesona, musik, keterampilan tangan, tetapi juga kemampuan bujuk rayu, keingintahuan yang besar, dan kekeraskepalaan. Pandora sendiri berarti “the one who bears gifts” – dia yang menerima banyak karunia.
Zeus memberi Pandora sebuah buli-buli besar yang dalam bahasa Yunani disebut pithos (dalam kisah aslinya, Pandora memang tidak diberi kotak atau box, tetapi buli-buli besar). Pandora diperingatkan untuk tidak membuka buli-buli itu. Tetapi, ia tidak bisa menahan keingintahuannya (yah, gak jauh bedalah sama kita, yang kalau dilarang-larang malah melakukan yang dilarang itu). Lalu dibukanya buli-buli itu dan terlepaslah segala roh-roh jahat yang menyebabkan penyakit, wabah, kematian, dan lain-lain.
Lalu, kenapa buli-buli dalam kisah asli itu berubah jadi kotak dalam idiom Pandora’s box? Pada abad ke 16 masehi, seorang ahli bernama Erasmus dari Belanda menerjemahkan kisah itu ke dalam bahasa Latin. kata Yunani pithos itu diterjemahkan menjadi kata Latin pyxis yang berarti kotak. Itulah sebabnya idiomnya berbunyi Pandora’s box bukan Pandora’s jar.
Ungkapan ini biasa dipakai dengan kata kerja open. Coba perhatikan kalimat-kalimat berikut ini.
- The government’s new policy has opened Pandora’s box. – Kebijakan baru pemerintah telah membuka kotak Pandora (menyebabkan atau mendatangkan persoalan-persoalan yang tidak diduga sebelumnya, yang kemudian memperumit keadaan).
- Don’t mess with her, or you will open Pandora’s box. – Jangan main-main dengan dia, atau kamu harus membuka kotak Pandora.
Referensi
http://myths.e2bn.org/mythsandlegends/origins562-pandoras-box.html