Dua kata ini berarti marah. Perbedaan antara keduanya ada pada tahap kemarahan. Dalam bahasan sebelumnya, sobat memahami bahwa kata angry menggambarkan perasaan atau emosi yang kuat untuk menunjukkan rasa tidak senang, dan lazim digunakan dalam situasi yang ekstrim. Tentu, orang yang bisa menentukan apakah situasi itu ekstrim atau tidak adalah diri kita sendiri, dan oleh karena itu bisa saja subyektif.
Intinya begini, ketika sobat ada dalam sebuah situasi yang membuat sobat merasa tidak senang dan itu membuat sobat naik darah, membuat darah mendidih, sehingga sobat seolah merasa ingin berteriak dan menyakiti orang lain, kata inilah yang dipakai: angry.
Bagaimana dengan furious?
Sama seperti angry, kata ini juga dikategorikan sebagai kata sifat (adjective). Kata ini biasa diartikan amat sangat marah sehingga sobat seolah ingin melakukan kekerasan. Bayangkan ketika sobat berada di titik puncak kemarahan. Yang disebut furious kira-kira dua kali titik puncak itu.
Ketika sobat marah dan merasa sulit untuk mengendalikan kemarahan itu, sobat ada pada tahap furious. Berikut adalah beberapa contoh kalimat menggunakan kata ini.
- She walked out of the room, feeling furious at herself. – Dia berjalan keluar ruangan, merasa sangat marah pada dirinya sendiri.
- She stormed into the room, yelling and pointing his finger at every one at the meeting. She was obviously furious. – Dia merangsek masuk ke dalam ruangan, berteriak dan menunjuk setiap orang di rapat itu dengan jarinya. Ia jelas sangat marah.