Site icon englishforsma.com

Adapt vs Adopt: Cermati Bedanya!

Ya, sebenarnya dua verba yang kita bahas kali ini memang berbeda dalam hal makna. Meskipun begitu, ada sementara pembelajar bahasa mengalami kebingungan ketika harus memilih kata mana yang harus dipakai. Pilihan kata tentu tergantung konteks. Mari kita bahas masing-masing kata.

ADAPT

Verba ini sudah pernah dibahas dalam tulisan sebelumnya. Sobat bisa membaca ulang ulasan tentang verba ini di link ini . Kata adapt digunakan untuk menggambarkan situasi ketika sobat melakukan penyesuaian-penyesuaian atau modifikasi pada satu hal supaya sesuai atau cocok dengan lingkungan baru. Dalam tulisan tersebut dijelaskan juga bahwa proses adaptasi atau penyesuaian ini melibatkan hal-hal yang mayor, dan lazimnya membutuhkan waktu cukup lama supaya penyesuaian terjadi sesuai yang diharapkan.

Misalnya, ketika sobat, sebagai kepala sekolah, memutuskan untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, atau paradigma pendidikan yang baru saja sobat pelajari di luar negeri di sekolah Anda, pasti perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian di sana-sini karena pengetahuan atau paradigma tersebut hendak dimasukkan dalam situasi/konteks baru yang tentu berbeda dengan situasi/konteks dari negara asal. Proses penyesuaian seperti ini tidak mudah dan memerlukan waktu cukup lama.

ADOPT

Verba ini berarti mengadopsi. Arti ini pun punya dua pengertian. Pertama, mengadopsi anak, yakni mengambil anak orang lain sebagai anak sendiri secara legal. Kedua, mengadopsi dalam arti menerima, mengikuti, atau mulai menggunakan rancangan, ide, atau sikap. Contoh untuk pengertian pertama kiranya tidak perlu diberikan di sini karena sudah jelas.

Bagaimana dengan contoh untuk pengertian kedua? Misalnya begini. Sobat adalah seorang murid baru di sebuah sekolah berasrama, dan harus tinggal di asrama. Sebagai orang baru, sobat pasti harus menyesuaikan diri (adapt) dengan lingkungan baru. Setelah kira-kira dua minggu tinggal di asrama, sobat menerima dan mulai melakukan (adopt) rutinitas harian penghuni asrama.

Contoh lain, misalnya begini. Kementrian pendidikan dan kebudayaan baru saja mengeluarkan kebijakan baru. Karena ini kebijakan baru, kementrian tidak mengharuskan semua sekolah menjalankan kebijakan baru tersebut secara serentak. Sekolah yang merasa sudah siap dapat segera menerima dan menjalankan (adopt) kebijakan tersebut, sementara sekolah yang lain dapat melakukan persiapan-persiapan lebih dulu sebelum mengadopsi kebijakan tersebut.

Semoga membantu.

 

Exit mobile version